Translate

Jumat, 20 September 2013

PAKAIAN DAN PERHIASAN



BAB I
PAKAIAN DAN PERHIASAN

Era modern dengan segala propagandanya telah meluluhlantakkan nilai-nilai moral di seluruh dunia. Remaja digiring pada nilai-nilai materialisme yang tanpa melibatkan nilai-nilai agama. Lengkaplah sudah dunia ini dipenuhi mode-mode jahiliah yang mengusung kebebasan berpikir dan berperilaku yang steril dari nilai-nilai Islam. Ironisnya, kemunduran ini disebut kemajuan. Pamer aurat dianggap seni. Perzinaan dianggap zamannya, sehingga lahirlah generasi instan, yaitu generasi yang tidak memiliki kepedulian terhadap moral ataupun segala sesuatu yang berhubungan dengan hasil ciptaan Allah.Yang mereka pikirkan hanya kenikmatan sesaat walaupun harus merugikan orang lain dan diri sendiri.

10 BUDIDAYA TANAMAN HIAS




Tanaman hias adalah tanaman yang dipergunakan sebagai dekorasi baik ruangan ataupun luar ruangan. Tanaman hias memiliki berbagai macam jenis mulai dari tanaman berbunga sampai tanaman yang berbentuk unik. Bentuk tanaman ini sangat beraneka ragam dan masing-masing tanaman memiliki daya tarik tersendiri untuk layak dikoleksi.
Tak hanya fashion, tanaman hias juga mengenal tren. Di saat tren sedang berlangsung harga tanaman hias bisa jadi sangat tinggi dan akan turun saat tren yang baru atau berikutnya berlangsung. Tak heran banyak pecinta tanaman yang beralih profesi untuk menjual tanaman koleksinya karena bisnis tanaman hias cukup menjanjikan.
Beberapa jenis tanaman hias yang popular di kalangan masyarakat Indonesia adalah :
 


silahkan donwlod disini

Jumat, 06 September 2013

ABSTRAK



ABSTRAK
Penelitian mengenai “Identifikasi Jenis-Jenis Oligochaeta Dari Filum Annelida Di Desa Dua Paya Sebagai Penunjang Mata Pelajaran Biologi Tingkat SMP Pada Pokok Bahasan Invertebrata”, telah dilaksanakan di Desa Dua Paya pada bulan Oktober 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis Oligochaeta apa saja yang terdapat di Desa Dua Paya sebagai penunjang mata pelajaran Biologi dan Untuk menyediakan referensi dan media praktikum dari Oligochaeta agar dapat dijadikan sebagai penunjang mata pelajaran Biologi tingkat SMP pada pokok bahasan Invertebrata. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2009 dan menggunakan metode sortir tangan. Adapun stasiun pengamatan terdiri dari tiga stasiun yaitu stasiun I (sawah), stasiun II (pinggiran sungai) dan stasiun III (payau). Dari analisis data diperoleh jumlah individu seluruh stasiun adalah 124 dan terdiri dari 5 spesies. Indeks keragaman dari masing-masing stasiun I, II dan stasiun III adalah 1,346544308, 1,340161615 dan 1,596823198.

Minggu, 01 September 2013

pendidikan islam



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di kalangan para ahli masih terdapat perbedaaan pendapat mengenai pemakaian istilah tujuan. Misalnya mengatakan bahwa istilah tujuan sendiri banyak dicampurbaurkan penggunaaannya dengan istilah maksud. Kadang-kadang tampak berbeda, dan kadang-kadang tampak serupa. Namun demikian, pada akhirnya ia menganggap bahwa kedua istilah itu mempunyai arti yang sama.[1]
Pengertian Tujuan pendidikan Islam atau tujuan-tujuan pendidikan lainnya, mengandung di dalamnya suatu nilai-nilai tertentu sesuai pandangan dasar masing-masing yang harus direalisasikan melaui proses yang terarah dan konsisten dengan menggunakan berbagai sarana fisik dan non fisik yang sama sebangun dengan nilai-nilainya. Ahmad Tafsir, misalnya mencoba menjelaskan tujuan pendidikan Islam dengan merujuk berbagai pendapat para pakar-pakar pendidikan Islam.

Kamis, 29 Agustus 2013

ptk ipa



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Dari hasil belajar siswa yang tidak memenuhi pencapaian target, mendorong penulis untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas, khususnya pada mata pelajaran IPA.
            Dari hasil ujian semester ganjil tahun pelajaran 2011 / 2012 penulis mendapatkan gambaran bahwa siswa kelas IV MIN Krueng Seumideun prestasi belajarnya sedang, terutama mata pelajaran IPA. Dilihat dari nilai ulangan siswa yang tuntas hanya 40% dari jumlah pengikut tes. Secara rinci hasil tes mata pelajaran IPA yang tuntas 12 orang, dan 4 lainnya mendapat nilai 65, dan 15 orang mendapat nilai < 50.
            Berdasarkan hal tersebut diatas merupakan salah satu indikator bahwa pembelajaran IPA dikelas IV khususnya pada Perubahan Wujud Benda memperoleh hasil yang maksimal, maka dibuat penelitian ini dengan judul “Peningkatan Kemampuan Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPA Melalui Media Kongkrit Pada Pembelajaran Perubahan Wujud Benda bagi Siswa Kelas IV MIN Krueng Seumideun, Kec. Peukan Baro, Kab. Pidie, Provinsi Aceh”.
B. Rumusan Masalah

Rabu, 28 Agustus 2013

LUMBRISCUS TERESTRIS-
OLIGOCHAETA OLIGOCHAETA 




Habitatnya di tanah, memiliki sedikit rambut (oligo = sedikit, chaeta = rambut/bulu). Mempunyai organ KIitellum yang berisi semua kelenjar, termasuk kelenjar kelamin. Pernafasan dilakukan oleh pemukaan tubuhnya ( difusi melalui kulit ) kemudian masuk kepembuluh darah Makanan diedarkan ke seluruh tubuh dengan sistem peredaran darah makanan yang sudah dicerna mekanik disimpan di tembolok (kantung sebelum masuk ke lambung) Peran digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan, menggemburkan tanah Contoh kelompok Oligochaeta tersebut adalah : Lumbricus terestris ( Cacing tanah ) Pheretima cacing tanah Asia Tubifex cacing merah ( makanan ikan kecil/ indikator pencemaran air (DO rendah) Digaster longmani cacing tanah raksasa CACING TANAH Spesies cacing tanah Lumbricus terrestris, L. adalah jenis cacing yang tergolong dalam kelompok Phyllum Anellida , Kelas Oligochaeta , family Lumbricidae. Cacing sejenis yang tergolong dalam kelompok yang sama adalah Pheretima asiatica dari family Megascolecidae, STRUKTUR TUBUH crop = tembolok , gizzard = lambung/empedal , intestin = usus haus Bagian luar tubuh terdiri atas segmen-segmen yang jumlah dan lebarnya berbeda menurut spesies. mempunyai alat peredaran darah yang terdiri atas pembuluh darah punggung, pembuluh darah perut dan lima pasang lengkung aorta. Lengkung aorta berfungsi sebagai jantung. 






Sistem peredaran darah secara tertutup dengan aliran pembuluh darah Dorsal dan dipompa okeh lima lengkung Aorta menuju pembuluh darah Ventral Darah terdiri dari plasma darah, mengandung haemoglobin hingga berwarna merah, sedangkan butir-butir darahnya tidak berwarna. Cacing tanah mempunyai alat kelamin jantan dan betina pada bagian ventral atau ventro lateral, srhingga Hewan ini bersifat hermafrodit, tetapi pembuahan sendiri tidak akan terjadi melainkan pembuahan silang yakni pada waktu dua hewan mengadakan kopulasi Tubuh dengan segmen yang jelas, berjumlah 15 – 200 buah Alat eksresi berupa sepasang nrftidia pada setiap segmen dan disebut metanefridia Pada setiap segmen terdapat setae kecuali pada segmen pertama dan terakhir
.
Cacing dewasa kelamin ditandai dengan adanya klitelum ( seperti cincin atau pelana berwarna muda mencolok melingkari tubuh sepanjang segmen tertentu) pada umur 2,5 bulan. KLitellum Pada segmen ke 32 sampai segmen ke 37 , klitelum sebagai alat kopulasi Klitelum terkait dengan produksi kokon. Bernafas dengan menggunakan seluruh permukaan tubuh yang lembab Sistem saraf merupakan sistem saraf tangga tali Sistem pencernaan makanan sempurna, yaitu mulai dari mulut, faring, atau esofagus, tembolok, lambung, usus dan anus Alat kelamin jantan dan betina terdapat mulai segmen 9 sampai 15 menurut spesies. Untuk menghasilkan telur fertil, cacing harus mencari pasangan dan saling menukar sperma yang akan membuahi sel telur. Pembuahan akan terjadi dalam masing-masing lubang kelamin betina. Setelah pembuahan, sepanjang permukaan klitelum akan mengeluarkan lendir yang akan mengeras dan bergerak ke belakang terdorong oleh gerak maju cacing.
 Pada saat melewati lubang kelamin betina, telur-telur yang sudah dibuahi akan masuk ke dalam selubung kokon tersebut. Kokon yang diletakkan pada kondisi lingkungan yang cocok akan menetas dalam 14 - 21 hari. Jumlah telur dalam kokon beragam, biasanya lebih dari 10 butir. Tergantung spesies, cacing dewasa mampu menghasilkan lebih dari 2 kokon setiap 5 - 10 hari. Perhitungan kasar menunjukkan setiap 100 cacing dewasa dalam kurun waktu 1 tahun dapat menghasilkan 100.000 Ekskresi dengan menggunakan Nefridium Pada cacing tanah anggota Anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir. Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya. Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung.

Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar. Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi. Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum.

 Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi. Sistem pencernaan makanan Pada cacing tanah mempunyai saluran pencernaan yang terdiri atas mulut, kerongkongan, tembolok, empedal, usus dan anus. Bagian depan kerongkongan agak membesar disebut paring yang berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut dan membasahinya dengan lendir. Makanan cacing tanah berupa humus yang terdapat di tanah yang bersifat asam, dikelilingi kerongkongan terhadap tiga pasang kelenjar yang menghasilkan zat kapur yang dapat menetralkan sifat asam makanannya.

sumber diambil dari :
http://biologigonz.blogspot.com/2010/04/lumbriscus-terestris-oligochaeta.html