Translate

Minggu, 01 September 2013

pendidikan islam



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di kalangan para ahli masih terdapat perbedaaan pendapat mengenai pemakaian istilah tujuan. Misalnya mengatakan bahwa istilah tujuan sendiri banyak dicampurbaurkan penggunaaannya dengan istilah maksud. Kadang-kadang tampak berbeda, dan kadang-kadang tampak serupa. Namun demikian, pada akhirnya ia menganggap bahwa kedua istilah itu mempunyai arti yang sama.[1]
Pengertian Tujuan pendidikan Islam atau tujuan-tujuan pendidikan lainnya, mengandung di dalamnya suatu nilai-nilai tertentu sesuai pandangan dasar masing-masing yang harus direalisasikan melaui proses yang terarah dan konsisten dengan menggunakan berbagai sarana fisik dan non fisik yang sama sebangun dengan nilai-nilainya. Ahmad Tafsir, misalnya mencoba menjelaskan tujuan pendidikan Islam dengan merujuk berbagai pendapat para pakar-pakar pendidikan Islam.
Dilihat dari Ilmu Pendidikan Teoritis, tujuan pendidikan ditempuh secara bertingkat, misalnya tujuan intermedia (sementara atau antara), yang dijadikan batas sasaran kemampuan yang harus dicapai dalam proses pendidikan pada tingkat tertentu, untuk mencapai tujuan akhir.
Tujuan incidental merupakan peristiwa tertentu yang tidak direncanakan, akan tetapi dapat dijadikan sasaran dari proses pendidikan pada tingkat tertentu. Misalnya, peristiwa meletusnya gunung berapi, dapat dijadikan sasaran pendidikan yang mengandung tujuan tertentu, yaitu anak didik timbul kemampuannya untuk memahami arti kekuasaan Tuhan yang harus diyakini kebenarannya. Tahap kemampuan ini menjadi bagian dari tujuan antara untuk mencapai tujuan akhir pendidikan.
Berbagai tingkat tujuan pendidikan yang dirumuskan secara teoritis itu bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan melalui tahapan yang makin meningkat (progresif) keaarah tujuan umum atau tujuan akhir.
Dalam sistem operasionalisasi kelembagaan pendidikan, berbagai tujuan tersebut ditetapkan secara berjenjang dalam struktur program instruksional, sehingga tergambarlah klasifikasi gradual yang semakin meningkat, bila dilihat dari pendekatan sistem Instruksional tertentu sebagai berikut.
  1. Tujuan Intruksional Khusus, diarahkan pada setiap bidang studi yang harus dikuasai dan diamalkan oleh anak didik.
  2. Tujuan Intruksional Umum, diarahkan pada penguasaan atau pengamalan suatu bidang secara umum atau garis beasrnya sebagai suatu kebulatan.
  3. Tujuan Kurikuler, yang diteatapkan untuk dicapai melalui garis-garis besar program pengajaran di tiap institusi (lembaga) pendidikan.
  4. Tujuan Institusional, adalah tujuan yang harus dicapai menurut program pendidikan di tiap sekolah atau lembaga pendidikan tertentu secara bulat atau terminal seperti tujuan institusional SMTP/SMTA atau STM/SPG (tujuan terminal).
  5. Tujuan Umum, Tujuan Nasional, adalah cita-cita hidup yang ditetapkan untuk dicapai melalui proses kependidikan denagan berbagai cara atau sistem, baik sistem formal (sekolah), sistem non formal (non klasikal dan non kurikuler), maupun sistem informal (yang tidak terikat oleh formalitas program, waktu, ruang dan materi).


BAB II PEMBHASAN

Tujuan Pendidikan Agama di lembaga-lembaga penddidikan formal diIndonesia ini dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
1.      Tujuan Umum Pendidikan Islam
Tujuan Umum Pendidikan Islam ialah membimbing anak agar mereka menjadi orang Muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, Agama dan Negara.
Tujuan Pendidikan islam tersebut adalah merupkan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang yang melaksanakan pendidikan Agama.[2] Karena dalam mendidik Agama yang perlu ditanamkan terlebih dahulu adalah keimanan yang teguh, sebab denagan adanya keimanan yang teguh itu maka akan menghasilkan ketaaatan menjalankan kewajiban Agama.
2. Tujuan Khusus Pendidikan Islam
Tujuan khusus pendidikan islam pada setiap tahap atau tingkat yang dilalui, seperti misalnya tujuan pendidikan islam untuk SD berbeda dengan tujuan pendidikan Islam untuk Sekolah Menengah, dan berada pula untuk Peguruan Tinggi.
Adapun tujuan pendidikan Islam untuk masing-masing tingkat sekolah tersebut adalah sebagai berikut :[3]
a.    Untuk Tingkat Sekolah Dasar
  • Penanaman rasa agama kepada murid
  • Menanamkan perasaan cinta kepada Allah dan rasul-Nya.
  • Memperkenalkan ajaran islam yang bersifat global, seperti rukun Iman, rukun Islam dan lain-lain
  • Membiasakan anak-anak berakhlaq mulia, dan melatih anak-anak untuk mempraktekkan ibadah yang bersifat praktis-praktis, seperti shalat, puasa dan lain-lain.
  • Membiasakan contoh tauladan yang baik.
b.    Untuk Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
  • Memberikan ilmu pengetahuan agama islam
  • Memberikan pengertian tentang agama islam yang sesuai dengan tingkat kecerdasannya.
  • Memupuk jiwa agama
  • Membimbing anak agar mereka beramal shaleh dan berakhlaq mulia
c.    Untuk Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
  • Menyempurnakan pendidikan agama yang sudah diberikan di tingkat SLTP
  • Memberikan pendidikan dan pengetahuan agama islam serta berusaha agar mereka mengamalkan ajaran islam yang telah diterimanya.
d.    Untuk Tingkat Universitas
  • Terbentuknya Sarjana Muslim yang taqwa kepada allah
  • Tertanamnya aqidah Islmiyah pada setaip mahasiswa
  • Terwujudnya mahasiswa yang taat beribadah dan berakhlaq mulia.
Adapun tujuan akhir pendidikan Islam hakikatnya adalah realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin, di dunia dan akhirat.[4]
Mengingat tujuan pendidikan yang begitu luas, tujuan tersebut dibedakan dalam beberapa bidang menurut tugas dan fungsi manusia secara filosofis sebagai berikut:
  1. Tujuan Individual yang menyangkut individu, melalui proses belajar dalam rangka mempersiapkan dirinya dalam kehidupan dunia dan akhirat.
  2. Tujuan sosial yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat sebagai keseluruhan, dan dengan tingkah laku masyarakat umumnya serta dengan perubahan-perubahan yang diinginkan pada pertumbuhan pribadi, pengalaman dan kemajuan hidupnya.
  3. Tujuan professional yang menyangkut pengajaran sebagai ilmu, seni dan profesi serta sebagai suatu kegiatan dalam masyarakat.
Dalam proses kependidikan, ketiga tujuan di atas dicapai secara integral, tidak tepisah dari satu sama lain, sehingga dapat mewujudkan tipe manusia paripurna seperti dikehendaki oleh ajaran agama Islam. Oleh karena itu tujuan pendidikan pada hakikatnya merupakan cita-cita mewujudkan nilai-nilai, maka filsafat kependidikanlah yang memberi dasar dan corak serta arah tujuan kependidikan itu sendiri.
Tujuan pendidikan Islam dengan demikian merupakan penggambaran nilai-nilai Islami yang hendak diwujudkan dlam pribadi manusia-didik pada akhir dari proses tersebut. Dengan istilah lain tujuan pendidikan Islam adalah perwujudan nilai-nilai Islami dlam pribadi manusia-didik yang diiktiarkan oleh pendidik muslim melalui proses yang terminal pada hasil (produk) yang berkepribadian Islam yang beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat.
Hasil rumusan tentang Tujuan Pendidikan Islam menurut kongres Pendidikan Islam se Dunia di Islamad tahun 1980, menunjukkan bahwa pendidikan harus merealisasikan cita-cita (idealitas) Islami yang mencakup pengembangan kepribadian muslim bersifat menyeluruh secara harmonis berdasarkan potensi psikologis dan fisiologis (jasmaniah) manusia mengacu kepada keimanan dan sekaligus berilmu pengetahuan secara berkesinambungan sehingga terbentuklah manusia muslim yang pari purna  yang berjiwa tawakal (menyerahkan diri) secara total kepada Allah SWT.[5]
Dengan demikian tujuan pendidikan Islam berjangkauan sama luasnya dengan kebutuhan hidup manusia modern masa kini dan masa yang akan datang, dimana manusia tidak hanya memerlukan iman atau agama melainkan juga ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat untuk mmemperoleh kesejahteraan hidup di dunia sebagai sarana untuk mencapai kehidupan spiritual yang bahagia di akhirat terhindar dari siksaan neraka.
Sejalan dengan tujuan pendidikan yang bersifat paripurna itu, Prof. Dr. Mohd Fadhil Al-Djamali, berpendapat bahwa sasaran pendidikan Islam sesuai dengan ajaran Al Quran ialah membina kesadaran atas diri manusia sendiri dan atas system sosial yang Islami, sikap dan rasa tanggung jawab sosialnya, juga terhadap alam sekitar ciptaan Allah serta kesadarannya untuk mengembangkan dan mengelola ciptaannya bagi kepentingan kesejahteraan umum manusia yang paling utama dari semuanya itu ialah membina makrifat kepada Allah Pencipta alam dan beribadah kepada-Nya dengan cara mentaati perintah-perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.
Sistem pendidikan Islam secara umum mempunyai ciri khas , yakni warna religius dan kerangka etik yang nampak jelas dalam tujuan dan sasarannya, tanpa mengesampikan masalah-masalah duniawi.[6] Pemikiran al-Ghazali tentang pendidikan secara umum sesuai dengan orientasi religius-etis. Dengan tidak melupakan urusan dunia, al-Ghazali mempersiapkan segala perangkat yang dibutuhkan dalam pendidikan. Namun ia menganggap pelayanan urusan dunia dan kebahagiaannya hanya faktor suplementer untuk  mencapai kebahagiaan akhirat yang lebih utama dan abadi. Dunia adalah ladang menuju akhirat. Ia merupakan sarana menuju kepada Allah bagi yang menjadikannya sebagai sarana dan tempat pengembaraan, bukan tempat menetap dan bertempat tinggal.
Pikiran Al-Ghazali dibentuk oleh warna religius sebagai ciri khas pendidikan Islam ia lebih banyak cenderung pada bidang ruhani. Kecenderungan ini memang sesuai dengan filsafat sufistiknya. Tujuan pendidikan menurut al-Ghazali adalah kesempurnaan manusia di dunia dan akhirat yang bisa dicapai melalui upaya mencari keutamaan dengan ilmu pengetahuan. Jadi keutamaan bisa membahagiakan di dunia di samping membuat juga dekat kepada Allah, suatu kebhagiaan di akhirat.
Namun, meski ia sangat religius dan sufi, yang mempengaruhi pandangan dan nilai-nilai lainnya, serta menjadikan tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk kebahagiaan akhirat, al-Ghazali tidak lupa, bahwa menuntut ilmu demi ilmu itu sendiri adlah perlu. Karena pada dasarnya ilmu pengetahuan mempunyai keistimewaan dan kebaikan. Dikatakan, bahwa ilmu pengetahuan merupakan keutamaan dalam dirinya sendiri juga keutamaan secara mutlak.
Karena itu ia menganggap mencari ilmu sebagai tujuan pendidikan. Sebab ilmu mempunyai nilai tinggi dan orang akan menemukan kelezatan dan kenikmatan. Karena itu, ilmu perlu dituntut demi ilmu itu sendiri.[7] Disamping itu, engkau menemukan ilu sebagai jalan menuju akhirat dan kebahagiaan disana. Ilmu juga merupakan sarana satu-satunya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam hal manusia, tingkatan yang paling utama adalah kebahagiaan abadi dan sesuatu yang paling mulia adalah sarana untuk mencapainya, dan kebahagiaan abadi tidak bisa dicapai kecuali dengan ilmu dan amal. Orang tak bisa beramal dengan baik tanpa mengetahui tata caranya. Maka pangkal kebahagiaan dunia dan akhirat adalah ilmu. Dengan demikian, ilmu merupkan amal perbuatan yang paling mulia.


BAB III
PENUTUP
Tujuan pendidikan Islam jika diarahkan kepada upaya memajukan manusia dengan ilmu dan teknologi modern, tidaklah sama denan tujuan-tujuan pendidikan kaum pragmatis dan teknologis di atas, melainkan lebih mengutamakan pada upaya meningkatkan iman dan takwa kepada Allah sebagai pengendalinya.
Untuk merumuskan tujuan umum atau tujuan akhir pendidikan Islam itu kita perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang terkandung dalam firman-firman Allah dan sabda-sabda Nabi SAW yang menjadi idealitas ajaran Islam yang diwujudkan sebagi pola kepribadian muslim yang hakiki sesuai tuntunan cita Islami tersebut.
Tujuan pendidikan Islam yang ideal dan operasional dengan ruang lingkup yang memberikan nilai kehidupan manusia paripurna duniawiah dan ukhrawiah, yang melaksanakan tugas hidup individual dan sosial berdasarkan perintah Allah, Maha Penciptanya.
Rumusan Tujuan Akhir Pendidikan Islam ialah merealisasikan manusia muslim yang beriman dan bertaqwa serta berilmu pengetahuan yang mampu mengabdikan dirinya kepada Khalik-nya dengan sikap dan kepribadian bulat yang menunjuk kepada penyerahan diri kepada-Nya dalam segala aspek hidupnya, duniawiah dan ukhrawiah.




DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Raja Grafindo Persadsa, Jakarta, 2005.

Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahan, Jakarta, 1995.
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafat Pendidikan Islam, Bulan Bintang, 1979.

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Garya Media Pratama, Jakarta, 2005.




[1] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Garya Media Pratama, Jakarta, 2005
[2] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Garya Media Pratama, Jakarta, 2005
[3] Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Raja Grafindo Persadsa, Jakarta, 2005
[4] Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam,…………..
[5] Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafat Pendidikan Islam, Bulan Bintang, 1979.
[6] Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, ……………
[7] Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafat Pendidikan,………..

Tidak ada komentar: